Breaking News

Pages

Minggu, 22 Maret 2015

Apakah Hewan Bisa Menangis dan Mengapa Lebah Madu Bunuh Diri?

Pada dasarnya hewan mengeluarkan air mata, tetapi tidak berarti mereka menangis secara emosional seperti manusia. Proses keluarnya air mata pada hewan ini disebut lakrimasi. Kebanyakan verterbrata (hewan bertulang belakang) bisa mengeluarkan air mata.



Pada mamalia, air mata dikeluarkan oleh sistem lakrimal, yaitu jaringan yang menghasilkan air mata. Air mata berfungsi untuk membersihkan kornea dan menjaganya supaya tetap lembab. Ketika ada benda asing yang masuk ke mata, air mata akan diproduksi lebih banyak untuk membantu membersihkannya. Cairan pada air mata kaya akan zat-zat anti bakteri yang membantu membasmi infeksi. Kandungan garam dalam air mata berfungsi untuk menjaga keseimbangan osmotik pada mata.



Sebenarnya mustahil untuk mengatakan bahwa air mata yang dikeluarkan oleh hewan merupakan ekspresi dari emosi atau hanya disebabkan oleh iritasi mata. Kebanyakan ilmuan menyetujui bahwa hanya manusia yang menghasilkan air mata karena alasan emosional.



Meskipun hewan tidak menangis seperti manusia, akan tetapi pada hewan yang masih anak-anak kerap mengeluarkan suara seolah-olah mereka seperti menangis. Hal ini dapat dijumpai ketika mereka dipisahkan dari induk mereka.


Spoiler for Mengapa Lebah Madu Melakukan Bunuh Diri?:
Quote:Tahukah kamu bahwa lebah madu yang menyengat kita akan segera mati karena jarum penyengatnya tertinggal dalam kulit manusia? Sebenarnya, kebanyakan lebah dan tawon tidak mati setelah menyengat kita. Penyengat yang dimiliki lebah dan tawon berbentuk halus untuk menusuk kulit dan dapat dengan mudah ditarik dan digunakan kembali. Namun, berbeda dengan lebah madu, ia akan mati segera setelah melakukan sengatan. Berarti lebah madu termasuk pasukan berani mati ya!



Jarum penyengat yang dimiliki lebah madu memiliki duri sebagai pertahanan terhadap serangan vertebrata. Saat menyengat, lebah madu tidak hanya sebatas menyengat saja namun duri pada kedua sisi pusat jarum penyengat akan bertindak sebagai pengikat yang bergerak maju mundur untuk menarik jarum menusuk lebih dalam ke kulit. Saat refleks memukul lebah, jarum penyengat lebah tersebut akan putus dari badan lebah dan terperangkap dalam lapisan elastis kulit kita bersama dengan racun dan saluran pencernaan mereka. Proses tersebut yang membuat lebah mati, namun seiring hal tersebut otot-otot dalam jarum penyengat akan terus bekerja memompa racun ke dalam luka di kulit kita. Di sisi lain, isi perut lebah yang ikut terputus akan menjadi feromon yang memberi sinyal pada lebah lain untuk ikut menyerang.



Strategi bunuh diri dengan sengatan ini merupakan cara terbaik untuk melindungi sarang. Biasanya cara ini dilakukan oleh lebah madu pekerja. Sementara itu, lebah madu ratu memiliki sengatan halus yang bisa dipakai untuk beberapa serangan sehingga tidak harus mengorbankan diri dengan satu kali sengatan.


Spoiler for Mengapa Leher Jerapah Panjang?:
Quote:Ada beberapa dugaan terkait mengapa leher jerapah panjang.
Salah satunya adalah dugaan yang berhubungan dengan kompetisi antarhewan dalam mencari makanan. Leher yang panjang memudahkan jerapah untuk menjangkau makanan yang tidak dapat dijangkau oleh hewan pemakan tumbuhan lainnya.



Beberapa pakar ada yang mengklaim bahwa jerapah memiliki leher panjang supaya dapat menjangkau dedaunan pada pohon yang tinggi.

Tetapi, dugaan ini dibantah oleh para peneliti yang mempelajari pola jerapah ketika makan. Mereka menemukan bahwa jerapah cenderung untuk mencari dedaunan yang lebih rendah letaknya daripada kepala mereka.



Pada kajian yang dilakukan oleh G. Mitchell, S. van Sittert, dan J.D. Skinner yang dilakukan pada 2010 menemukan bahwa jerapah dewasa dengan leher lebih panjang sebenarnya memiliki tingkat kematian lebih tinggi pada musim kering dibandingkan jerapah yang berleher lebih pendek.

Hal ini karena leher yang lebih panjang memerlukan nutrisi yang lebih banyak sehingga musim kering dapat membawa risiko kematian pada jerapah khususnya ketika persediaan makanan terbatas.
Dugaan lainnya terkait dengan kebiasaan berkelahi Jerapah.

Bila hewan seperti banteng berkelahi dengan adu kekuatan serudukan kepala, lain halnya dengan jerapah yang menggunakan lehernya.



Jerapah jantan memperebutkan jerapah betina dengan mengayunkan leher dan kepala mereka. Makin panjang dan berat leher, makin besar momentum yang dihasilkan untuk menghantam kepala lawan.

Jerapah jantan dengan leher yang lebih panjang dan besar cenderung untuk memenangkan kompetisi memperebutkan betina ini. Gen leher panjang ini kemudian diwariskan pada keturunannya.

Jerapah betina yang mewarisi gen ini akan memiliki leher yang panjang pula, tetapi pada jerapah betina leher akan berhenti tumbuh pada saat remaja sementara pada jerapah jantan akan terus bertumbuh sampai mereka dewasa.


Spoiler for Misteri Di Balik Sengatan Ubur-ubur:
Quote:Ubur-ubur merupakan salah satu makhluk hidup yang ada di laut. Badannya yang bening dan lunak seperti jelly membuatnya menjadi salah satu makhluk di laut yang lucu. Tetapi banyak orang yang takut memegang atau menemui ubur-ubur. Mengapa demikian? Tidak lain hal ini dikarenakan ubur-ubur yang memiliki sengat, persis seperti lebah. Bahkan katanya sengatan ubur-ubur ini lebih berbahaya. Benarkah demikian?



Kita lihat dulu bagaimana si ubur-ubur ini bisa menyengat. Dalam tentakel yang dimiliki oleh ubur-ubur tersebut terdapat sebuah sel yang bernama nematosit. Ketika tentakel ubur-ubur itu menyentuh ikan atau manusia, nematosit akan memicu bagian penyengat pada tentakel ubur-ubur tersebut untuk mengeluarkan zat penyengat atau disebut juga venom. Sekedar informasi, sebuah nematosit dapat mengeluarkan ratusan zat penyengat. Wow, cukup banyak juga ya.



Lantas, seberapa bahaya sih sengatan ubur-ubur bagi manusia? Sebenarnya tingkat bahaya sengatan ubur-ubur tergantung pada jenis ubur-ubur yang menyengat. Sengatan beberapa jenis ubur-ubur memang tidak berbahaya, tetapi ada pula yang sengatannya dapat berakibat fatal. Beberapa bahkan dapat menyebabkan kematian pada spesies tertentu, tetapi umumnya tidak sampai mematikan manusia. Meski demikian, sengatan ini dapat menimbulkan rasa sakit hingga 2 hari. Cukup menyiksa juga ya. Dalam beberapa kasus, bagian penyengat pada ubur-ubur bisa tertinggal dalam tubuh kita dan menyebarkan venom lebih banyak lagi.



Sebenarnya banyak cara untuk meredakan sakit akibat serangan ubur-ubur ini. Yang paling umum dikenal adalah dengan menempelkan handuk yang direndam dalam air hangat atau cuka. Jika ada bagian penyengat yang tertinggal di tubuh segeralah dikeluarkan. Tetapi apabila sengatan ini menyebabkan sesak nafas, infeksi, atau gejala lain yang menunjukkan bahwa sengatan tersebut berakibat parah, segeralah memeriksakan diri ke dokter.


Spoiler for Mengapa Anjing Basenji Tak Bisa Menggonggong?:
Quote:Anjing adalah hewan peliharaan yang sangat dekat dengan manusia. Saat bermain, berekspresi senang, atau saat sedang marah anjing biasanya mengekspresikanya dengan menggonggong. Namun, ada anjing yang tidak bisa menggonggong, yaitu Anjing Basenji. Lalu bagaimana Anjing Basenji mengekspresikan rasa senang dan marahnya?

Anjing Basenji terkenal karena tidak memiliki kemampuan untuk menggonggong hingga dijuluki dengan “voiceless dog” atau “barkless dog”. Uniknya, karena tidak bisa menggonggong, pada saat mengekspresikan rasa senang atau marah, ia akan mengeluarkan suara seperti manusia tertawa atau menangis. Keunikan lainnya dari anjing ini adalah tingkah lakunya yang seperti kucing, seperti menjilat-jilati tubuhnya hingga termenung berdiam memandangi jendela.

Ukuran tubuh Anjing Basenji dapat dibilang kecil dengan tengkorak datar dan panjang serta moncong yang bulat. Tinggi tubuhnya 40 sampai 43 cm dengan berat 10 sampai 11 kilogram. Bulunya pendek dan halus teksturnya. Kaki, dada, dan ujung ekor berwarna putih, warna bulu yang lain adalah cokelat kemerahan, hitam, atau hitam dan cokelat.



Anjing Basenji merupakan salah satu ras anjing tertua. Berasal di Afrika Tengah, Basenji sering diberikan sebagai hadiah untuk para firaun pada masa Mesir kuno. Setelah Peradaban Mesir berhenti, Basenji masih sering dipelihara di Afrika tengah untuk keperluan berburu. Anjing Basenji ditemukan kembali oleh penjelajah Inggris di abad ke-19 meskipun tidak banyak dipelihara dan dikembangbiakkan sampai 1940-an. Pada tahun 1980, Anjing Basenji hampir punah karena sindrom fanconi yang merupakan penyakit keturunan diantara ras mereka.


Spoiler for Mengapa Kunang-kunang Bercahaya?:
Quote:Pernah lihat kunang-kunang kan? Ya, serangga ini memang terkenal memiliki keunikan, yaitu memiliki tubuh yang bisa menyala. Apa rahasianya ya?



Cahaya yang dihasilkan oleh kunang-kunang (Photinus pyralis) adalah sejenis cahaya tak panas yang disebut bioluminescence. Hal ini disebabkan oleh reaksi kimia di mana substansi luciferin mengalami oksidasi ketika ada enzim luciferase. Cahaya tersebut merupakan foton yang terpancar saat bahan kimia beroksidasi menghasilkan keadaan berenergi tinggi, yang kemudian beralih kembali ke keadaan normal.

Cahaya tersebut dikendalikan oleh sistem saraf dan berlangsung dalam sel khusus yang disebut photocytes. Sistem saraf, photocytes, dan organ-organ akhir trakea mengontrol tingkat berkedip dari cahaya tersebut. Suhu udara juga memiliki hubungan dengan tingkat berkedip. Semakin tinggi suhu, semakin pendek interval berkedipnya, delapan detik pada 18,3°C dan empat detik pada 27,7°C.



Para ilmuwan belum meyakini mengapa cahaya kedap-kedip ini terjadi. Kedipan berirama ini bisa menjadi sarana untuk menarik mangsa atau memungkinkan kunang-kunang mencari pasangan dengan sinyal dalam kode heliographic (yang berbeda dari satu spesies yang lain), atau bisa juga berfungsi sebagai sinyal peringatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By mirajul blog